Dasbor Analisis Kebijakan Dunn

Analisis Kebijakan Dunn: Dasbor Interaktif

Filosofi William N. Dunn

William Dunn mendefinisikan Analisis Kebijakan sebagai proses penyediaan informasi yang relevan dan terstruktur kepada pembuat kebijakan. Modelnya tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah, tetapi pada pengubahan *informasi* menjadi *tindakan* yang rasional dan terinformasi. Pendekatan ini sangat ditekankan pada sifatnya yang **multi-metode**, memadukan teknik kualitatif dan kuantitatif.

Analisis Dunn memandang kebijakan sebagai serangkaian *prosedur* yang berinteraksi. Lima prosedur ini adalah tulang punggung kerangka kerjanya, memastikan bahwa masalah didefinisikan dengan benar, konsekuensi diprediksi, solusi dievaluasi, dan implementasi diawasi.

💡

Inti: Informasi ke Aksi

Fokus pada mengubah data mentah dan analisis menjadi rekomendasi kebijakan yang *feasible*.

🔗

Pendekatan Multi-Metode

Mendorong integrasi luas dari berbagai alat penelitian (statistik, kualitatif, normatif).

⚖️

Kriteria Nilai

Analisis selalu melibatkan penilaian terhadap kriteria seperti Efisiensi, Ekuitas, dan Efektivitas.

5 Prosedur Analisis Kebijakan Dunn

❓

Perumusan Masalah

Apa masalahnya?

🔮

Peramalan

Apa yang akan terjadi?

✅

Rekomendasi

Apa yang harus dilakukan?

👀

Pemantauan

Apa yang terjadi?

📊

Evaluasi

Apa perbedaannya?

Perumusan Masalah

Pilih prosedur di atas untuk melihat detail analisis ini.

Keterkaitan dengan Fase Kebijakan

Penetapan Agenda

Formulasi

Adopsi

Implementasi

Evaluasi

Fase kebijakan yang relevan akan disorot saat Anda memilih prosedur Dunn di atas.

Profil Metode Analisis

Menilai fokus prosedur (Skala 1 - Rendah/Masa Lalu, 5 - Tinggi/Masa Depan)

Skenario Praktis

Pilih satu skenario di bawah ini untuk melihat contoh langkah-langkah konkret penerapan 5 Prosedur Analisis Dunn secara berurutan dalam situasi nyata.

Pilih Skenario Kebijakan: Masalah Kemacetan Lalu Lintas Kota Program Pengurangan Stunting Nasional Penerapan Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ) di SD Penerapan Bahasa Inggris di SD Peningkatan Skor PISA di Jawa Timur Program Makan Bergizi Gratis Guru Pendamping Khusus (GPK) untuk ABK Efektivitas Biaya Pendidikan untuk Mutu

Analisis Prinsip Konsumsi & Gaya Hidup

Sebuah Tinjauan Ekonomi Syariah

Memahami Konsumsi dalam Islam

Konsumsi adalah salah satu pilar utama dalam kegiatan ekonomi. Dalam Ekonomi Syariah, konsumsi bukan hanya soal memenuhi kebutuhan, tetapi juga soal tanggung jawab dan nilai ibadah. Seorang muslim dituntut untuk mengonsumsi secara bertanggung jawab, tidak hanya untuk kesejahteraan di dunia, tetapi juga sebagai bekal untuk akhirat.

Aplikasi interaktif ini dirancang untuk membantu Anda, sebagai mahasiswa Ekonomi Syariah, menganalisis prinsip-prinsip dasar konsumsi yang bertanggung jawab. Kita akan menjelajahi konsep fundamental seperti Halal dan Thayyib, serta memahami bahaya dari perilaku konsumtif yang dilarang, yaitu Israf dan Tabdzir. Mari kita bedah bagaimana Al-Qur'an memberikan panduan praktis untuk gaya hidup yang seimbang.

Prinsip Utama: Halal dan Thayyib

Landasan konsumsi dalam Islam berdiri di atas dua pilar yang tak terpisahkan: Halal dan Thayyib. Keduanya harus dipenuhi secara bersamaan. Sesuatu yang Halal belum tentu Thayyib, dan sebaliknya.

1. Halal (حَلَال)

Secara harfiah berarti "diperbolehkan" atau "sah". Ini adalah standar legalitas syariah. Sebuah produk atau jasa konsumsi dianggap halal jika:

• Zat-nya tidak diharamkan (seperti babi, khamr).
• Cara memperolehnya sah (bukan dari mencuri, korupsi, atau riba).
• Prosesnya sesuai syariah (misalnya, sembelihan hewan).

2. Thayyib (طَيِّب)

Secara harfiah berarti "baik", "berkualitas", atau "sehat". Ini adalah standar kualitas dan etika. Sesuatu dianggap Thayyib jika:

• Baik untuk tubuh (bergizi, higienis, tidak merusak).
• Baik untuk akal (tidak memabukkan atau merusak pikiran).
• Baik untuk lingkungan (tidak merusak alam).
• Tidak berlebihan (sesuai kebutuhan).

Larangan: Israf dan Tabdzir

Islam mendorong pemenuhan kebutuhan, namun melarang keras perilaku berlebihan dan pemborosan. Dua konsep kunci yang sering tertukar adalah Israf dan Tabdzir. Memahami perbedaannya sangat penting untuk menghindari keduanya. Gunakan tombol di bawah untuk menjelajahi keduanya.

Israf (الإسراف): Berlebihan pada Hal yang Halal

Israf adalah tindakan melampaui batas kewajaran dalam mengonsumsi sesuatu yang pada dasarnya halal (mubah). Ini adalah perilaku tidak proporsional dan berlebihan.

• Contoh: Makan dan minum sampai terlalu kenyang, membeli 10 pasang sepatu padahal hanya butuh 2, boros air saat berwudhu, atau menghabiskan kuota internet untuk hal mubah (seperti streaming) hingga melupakan kewajiban.
• Bahaya: Memicu penyakit, mengurangi produktivitas, dan memicu kesenjangan sosial.

Ayat Kunci: QS. Al-A'raf: 31

...وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"...Makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan (israf). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

Tabdzir (التبذير): Menghamburkan untuk Maksiat/Sia-sia

Tabdzir adalah tindakan menggunakan harta untuk sesuatu yang haram atau tidak bermanfaat sama sekali (sia-sia). Ini adalah pemborosan dalam kategori yang lebih berat daripada Israf.

• Contoh: Membeli minuman keras, berjudi, membiayai perbuatan maksiat, atau membeli barang mahal yang sama sekali tidak dipakai hingga rusak dan terbuang.
• Bahaya: Merusak moral, menghancurkan harta, dan digolongkan sebagai "saudara setan".

Ayat Kunci: QS. Al-Isra: 26-27

...وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُbذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)

"...Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (tabdzir). Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."

Jalan Tengah: Keseimbangan (I'tidal)

Solusi dari Israf dan Tabdzir adalah I'tidal (Keseimbangan atau Moderasi). Islam mengajarkan untuk berada di "jalan tengah", yaitu tidak berlebihan (israf) tetapi juga tidak kikir (qatr). Ini adalah ciri khas hamba Allah yang bijak ('Ibadurrahman).

Ayat Kunci: QS. Al-Furqan: 67

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan (israf), dan tidak (pula) kikir (qatr), dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."

Ilustrasi Alokasi Anggaran

Gaya Hidup I'tidal (Ideal)

Gaya Hidup Israf & Tabdzir

Studi Kasus Kekinian

Teori saja tidak cukup. Mari kita analisis beberapa skenario konsumsi modern. Klik pada setiap kasus untuk melihat analisisnya, apakah termasuk Israf, Tabdzir, atau keduanya?

Kasus 1: Sisa Makanan (Food Waste) di Kafe

Analisis: ISRAF (Berlebihan)

Memesan makanan (yang halal) lebih dari yang bisa dihabiskan sehingga terbuang adalah bentuk Israf yang jelas. Ini melampaui batas kebutuhan dan menyia-nyiakan nikmat, sesuai larangan dalam QS. Al-A'raf: 31.

Kasus 2: Belanja 'Fast Fashion'

Analisis: ISRAF

Membeli pakaian (halal) secara terus-menerus mengikuti tren, padahal lemari sudah penuh dan pakaian lama masih sangat layak pakai. Ini adalah Israf dalam harta dan sumber daya.

Kasus 3: Membeli 'Skin' Game atau Barang Virtual

Analisis: Bisa ISRAF, bisa TABDZIR

Israf: Jika dibeli secara berlebihan, menghabiskan uang saku melebihi kewajaran, meskipun untuk hobi yang mubah.
Tabdzir: Jika barang virtual itu tidak memberi manfaat sama sekali (sia-sia) atau game-nya sendiri mengandung unsur haram/maksiat. Ini masuk kategori menghamburkan harta (Tabdzir).

Kasus 4: Traktiran Teman untuk Pamer (Riya')

Analisis: TABDZIR

Meskipun tindakannya (memberi makan, halal) terlihat baik, niatnya (pamer/riya') merusaknya dan mengubahnya menjadi perbuatan sia-sia di mata syariat. Menghabiskan harta untuk perbuatan yang didasari maksiat hati (riya') termasuk dalam kategori Tabdzir.

Keterkaitan Aliran Filsafat Ilmu dengan Tradisi Penelitian

Filsafat Ilmu & Penelitian

Beranda Eksplorasi Paradigma Visualisasi Tentang Makalah

Beranda Eksplorasi Paradigma Visualisasi Tentang Makalah

Keterkaitan Aliran Filsafat Ilmu dengan Tradisi Penelitian

Selamat datang di analisis interaktif makalah "Keterkaitan Antara Aliran-aliran Filsafat Ilmu Pengetahuan dengan Tradisi Praktik Penelitian". Aplikasi ini dirancang untuk membantu Anda menjelajahi konsep-konsep inti makalah secara dinamis, memahami bagaimana landasan filosofis membentuk paradigma penelitian, dan bagaimana paradigma tersebut memandu praktik penelitian di lapangan.

Alur Konseptual Penelitian

Makalah ini menguraikan alur logis yang jelas, dimulai dari keyakinan filosofis yang paling dasar, yang kemudian membentuk paradigma, dan akhirnya menentukan metodologi atau tradisi penelitian yang digunakan.

1. Landasan Filosofis

(Ontologi, Epistemologi, Aksiologi)

→

2. Paradigma Penelitian

(Positivisme, Konstruktivisme, dll.)

→

3. Tradisi Penelitian

(Kuantitatif, Kualitatif, Campuran)

Eksplorasi Paradigma Penelitian

Ini adalah fitur inti dari aplikasi. Pilih salah satu paradigma penelitian di bawah ini untuk melihat rincian landasan filosofisnya (ontologi, epistemologi, aksiologi, dan metodologi) serta tradisi penelitian yang paling sering dikaitkan dengannya.

Visualisasi Keterkaitan

Untuk memberikan gambaran umum, grafik ini mengelompokkan paradigma-paradigma utama yang dibahas dalam makalah ke dalam tradisi penelitian yang paling dominan mereka hasilkan. Ini membantu memvisualisasikan "kubu" utama dalam praktik penelitian.

Tentang Makalah Ini

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu yang dibina oleh Prof. Dr. Cholis Sa'dijah, M.Pd., M.A. dan Dr. Intan Sari Rufiana, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 1:

• Indah Yunitasari (NIM. 252103929974)
• Sigit Wibowo (NIM. 252103925807)
• Siti Fatimah (NIM. 252103914481)

---

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM STUDI S3 PENDIDIKAN DASAR - 2025

Aplikasi Analisis Interaktif ini dibuat berdasarkan makalah "Keterkaitan Antara Aliran-aliran Filsafat Ilmu Pengetahuan dengan Tradisi Praktik Penelitian" oleh Kelompok 1.

Dibuat sebagai alat bantu belajar dan eksplorasi konsep.

Eksplorasi SDGs

Selamat Datang di Dasbor SDGs

Aplikasi ini mengubah laporan global mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi pengalaman interaktif. SDGs adalah agenda PBB 2030 untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi planet kita. Jelajahi tujuan, lihat kemajuan, dan pahami 4 pilar implementasinya di Indonesia.

17

Tujuan

169

Target

2030

Tahun Target

Status Kemajuan Global (Contoh Data)

Berdasarkan laporan PBB, diperkirakan hanya sekitar 12% dari target SDGs yang berada di jalur yang tepat ('on track') untuk dicapai pada tahun 2030.

Galeri 17 Tujuan SDGs

Setiap tujuan saling terkait satu sama lain. Klik pada setiap kartu untuk melihat penjelasan lebih detail mengenai masing-masing tujuan dan target utamanya.

4 Pilar SDGs Indonesia

Di Indonesia, implementasi SDGs dikoordinasikan oleh Bappenas dan dikelompokkan ke dalam empat pilar utama untuk memastikan pembangunan yang holistik dan terintegrasi.

Pilar Pembangunan Sosial

• 1. Tanpa Kemiskinan
• 2. Tanpa Kelaparan
• 3. Kehidupan Sehat & Sejahtera
• 4. Pendidikan Berkualitas
• 5. Kesetaraan Gender

Pilar Pembangunan Ekonomi

• 7. Energi Bersih & Terjangkau
• 8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi
• 9. Industri, Inovasi & Infrastruktur
• 10. Berkurangnya Kesenjangan
• 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Pilar Pembangunan Lingkungan

• 6. Air Bersih & Sanitasi Layak
• 11. Kota & Komunitas Berkelanjutan
• 12. Konsumsi & Produksi Bertanggung Jawab
• 13. Penanganan Perubahan Iklim
• 14. Ekosistem Lautan
• 15. Ekosistem Daratan

Pilar Hukum & Tata Kelola

• 16. Perdamaian, Keadilan & Kelembagaan Tangguh

Dibangun sebagai aplikasi web interaktif satu halaman.